Salah satu prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Luka dibersihkan jika terdapat abses luka dan drainage pus dan nekrotomi jaringan nekrotik sebelum dilakukan dressing luka dengan madu.
2. Selain itu dapat digunakan prosedur rigorous cleancing: bersihkan luka dengan sikat gigi dan lanjutkan dengan pemberian hydrogen peroksida saline rinse, betadin dan saline rinse lainnya; dicairkan hidrogen perokside pada luka dan alkohol disekitar kulit, atau juga luka dapat dibersihkan dengan eusol atau akueus 1% chlorhexidine. Kebanyakan sebelum luka dibersihkan, luka dicuci dengan saline sebelum diobati dengan madu, dan ketika dressing diganti.
Banyak juga laporan yang menyatakan madu dioleskan menyeluruh menutupi luka dengan dressing kering, moustly gauze. Jumlah madu yang digunakan bervariasi;
1. Lapisan tipis madu (hasil relatif jelas):
2. lapisan tipis madu dengan pemberian 2-3 kali/hari
3. Memberikan madu diseluruh permukaan luka sampai diluar luka.
4. Thick layer honey.
5. soaking the wound generously honey
6. Mengoleskan madu pada luka sampai ¾ isi luka.
7. Memberikan 15-30 ml madu pada luka ulcer.
Selain itu pemberian madu diberikan untuk dressing kemudian ditempatkan pada luka. Madu akan menyebar dipermukaan luka (gauze) atau soaked madu. Madu impregnated gause dapat digunakan untuk pack cavities of wounds. Setelah luka terbungkus maka luka akan terbungkus. Pada ulcerasi servik proses penyembuhan luka dapat dilakukan dengan memasukkan 85 ml madu ke dalam vagina dan tahan ditempat tersenut dengan tampon selama 3 hari.
Kebanyakan dressing luka dilakukan setiap hari atau 2 hari sekali atau 2-3 hari sekali. Hasil penelitian menyatakan bahwa dressing dilakukan 1 hari atau lebih tergantung dari kebutuhan agar luka tampat bersih dan kering. Laporan lain menyebutkan bahwa dressing diganti 1 atau 2 kali sehari sampai luka bersih dan terjadi granulasi, kemudian dressing sehari sekali dapar dibanti. Laooran lain menyatakan penggantian dressing madi dilakukan sehari dua kali dan dilakukuan 3 kali sehari jika luka terkontaminasi dengan urine atau feses.
Beberapa laporan menyatakan bahwa campuran antara lipid dan madu ternyata lebih mudah menyebar di permukaan luka, selain lipid dengan menggunakan castor oil atau 20% vaselin. Pemanasan yang berlebihan terhadap madu mendukung dihindari karena glukosa oxidase ensyme pada madu akan memproduksi hidrogen peroxidase, komponen utama dari antibacterial sangat rentan terhadap panas dan menjadi tidak aktif.
0 komentar:
Posting Komentar