Selamat datang di Blog saya Ghivhie.  Kali ini Ghivhie selain penyedia berbagai macam informasi di segala bidang juga menyediakan jasa transport. So bagi sobat-sobat yang memerlukan kebutuhan jasa transport baik dalam acara keluarga, wisata, bisnis, dan urusan penting lainnya kami siap melayani sepenuh hati Dan yang pasti harga bersahabat.
Sewa mobil ketika sobat berwisata atau berkunjung di Kota Jogja adalah keputusan yang tepat. Mengapa? karena sobat akan lebih leluasa untuk memanjakan diri berkunjung di berbagai obyek wiata di Jogja yang sungguh-sungguh menarik untuk dikunjungi. So, pastikan Sewa mobil di Jogja bersama Ghivhie Transport.
Berikut daftar mobil dan harga sewa yang tersedia di Ghivhie Transport:
Kijang Innova
12 Jam Rp 325.000
24 Jam Rp 375.000

Toyata Avanza
12 Jam Rp 250.000
24 Jam Rp 275.000

Xenia
12 Jam Rp 250.000
24 jam Rp 275.000

Suzuki APV
12 Jam Rp 225.000
24 jam Rp 250.000
Honda Jazz
12 Jam Rp 350.000
24 Jam Rp 375.000

Untuk jenis mobil lain bisa langsung hubungi admin Ghivhie Transpo
hubungi: 
Anindito Widya Prayitno
Gunung Gempal RT 24/11 Giripeni, Wates, Kulon Progo, Yogyakarta 55651
Hp. 081227691500
E-mail : aninditow@yahoo.com
 
READ MORE -

Read  Comments


jual duren

Durian Bawor Berkaki Empat

Bibit Durian Bawor Berkaki Empat termasuk jenis tanaman buah-buahan yang kualitas dan mutunya sangat baik, sehingga tanaman ini menjadi unggulan dari bibit tanaman buah durian. Mungkin Untuk saat ini belum/jarang  yang tahu tentang bibit tanaman durian bawor berkaki empat ini dikarenakan masih tergolong baru serta tingginya harga bibit tersebut.
Tingginya harga bibit Durian sesuia dengan buah yang di hasilkan serta mutu buah tersebut, karena bibit durian bawor berkaki empat di hasilkan dari berbagai macam jenis spesies durian di jadikan menjadi 1 batang dengan batang pokoknya bibit durian montong, dari sepesies-sepesies yang lain di carikan bibit durian lokal yang mutunya bagus.
-->Durian Bawor Berkaki Empat merupakan durian  montong orange yang  memiliki batang yang di sambung  langsung dengan tanaman durian lain yang menjadi ”kaki baru” dengan berbagai macam tujuan, yang salah satunya adalah untuk menambah cepat pertumbuhan tanaman karena serapan unsur hara yang  lebih banyak.
KEUNGGULAN DURIAN BAWOR BERKAKI EMPAT
-->
1. Cocok di tanam di dataran rendah (6-600mdpl)
2. Tidak mudah roboh karena tambahan kaki baru yang jumlahnya ada 4 kaki
3. Buah berasal dari induk karena berasal dari bibit vegetative
4. Memiliki nilai seni dan terlihat menawan tajuknya
5. Bisa sebagai tanaman pencegah banjir, karena memiliki akar tunggang yang banyak dan kuat.
6. Mencegah tanah longsor/erosi
7. Mempertahankan cadangan muka air
8. Sebagai Langkah Usaha penyelamatan lingkungan terhadap pengaruh iklim global.
CARA PENANAMAN DAN PERAWATAN DURIAN BAWOR BERKAKI EMPAT
-->
1. Persiapan lobang tanam minimal 60cmx60cmx60cm
2. Media tanam campuran pupuk kandang (yang telah di campur dengan  gilo 1 pak per 30 kg pupuk    kandang ) & tanah dengan perbandingan 1 : 2
3. Jarak tanam ideal lebih dari 8mx8m
4. Pemupukan  3-4 kali setahun
5. Perawatan yang lebih & intensif akan mempercepat usia berbuahnya tanaman
PEMUPUKAN 
1. Pada saat umur 1 - 3 Tahun
- Pupuk Kandang = 30 - 50 Kg tiap Pohon
- NPK = 0,5 - 1,0 Kg tiap pohon
- Pupuk SUPERNASA = 5 - 10 gram tiap pohon
- Frekuensi = 3 - 4 kali per Tahun
- Penyemprotan = Memakai POC + Hormonik per 1 tutup per 1 tangki
2. Pada saat umur 4 - 6 Tahun
- Pupuk Kandang = 75 - 150 Kg tiap Pohon
- NPK = 1,5 - 2,5 Kg tiap pohon
- Pupuk SUPERNASA = 10 - 20 gram tiap pohon
- Pupuk POWER NUTRITION = 10 - 15 gram tiap pohon
- Frekuensi = 2 - 4 kali per Tahun

3. Pada saat umur 7 - 10 Tahun
- Pupuk Kandang = 200 - 300 Kg tiap Pohon
- NPK = 1,5 - 3,0 Kg tiap pohon
- Pupuk SUPERNASA = 10 - 20 gram tiap pohon
- Frekuensi = 2 - 4 kali per Tahun

Gambar Pupuk Yang di pakai:
 SUPERNASA
 POWER NUTRITION

POC NASA
 HORMONIK

PENGATURAN PEMBUAHAN DURIAN
Di Pulau Jawa umumnya/rata-rata terjadi di bulan November-februari.pengaturan buah yang kontinyu/tak putus adalah suatu hal yang sangat mungkin terjadi jika segala kebutuhan tanaman tercukupi dengan  baik  sehingga tanaman akan berbuah sepanjang tahun.adapun pengaturan yang bisa di lakukan  yaitu dengan cara pengaturan membuat blok-blok tanaman dengan dosis pupuk dan waktu yang berbeda sesuai tahapan sehingga  efek pemupukan akan  berlangsung terus –menerus diantara  blok-blok tanaman yang di perlukan .adapun pupuknya bisa mengacu pada dosis di atas .dengan prinsip tetap menjaga kebutuhan tanaman terutama factor kebutuhan air.
PENYERBUKAN
Karena faktor bunga dar jenis yang sama, maka akan berbunga pada waktu  yang bersamaan, Jadi untuk memaksimalkan terjadinya penyerbukan sebaiknya dalam satu areal penanaman tidak hanya satu varietas tertentu,tetapi penanman di campur dengan varietas yang lain
-->
PARAMETER
JENIS DURIAN
BAWOR
MONTONG
KANI
LOKAL
UKURAN BUAH
BESAR
BESAR
BESAR
KECIL
BOBOT BUAH
8 – 14 Kg
10 – 13 Kg
10 Kg
3,5 – 6 Kg
RASA BUAH
SANGAT MANIS
SANGAT MANIS
SANGAT MANIS
MANIS
USIA BUAH
3,5 – 4 TH
4 – 5 TH
4 – 5 TH
5 TH
DAGING BUAH
BIJI TIPIS,
DAGING TEBAL,
TEKSTURNYA LEMBUT
BIJI TIPIS,
DAGING TEBAL
BIJI BESAR,
DAGING TIPIS
BIJI BESAR,
DAGING TIPIS
READ MORE - jual duren

Read  Comments


lowongan kerja

Lowongan Kerja

Dibutuhkan Tenaga Kerja untuk menjadi Silver Manager Distributor
Syarat-Syarat:
1. Pria/Wanita min. usia 19 th
2. Memiliki SIM C/A
3. Soft Copy Foto Copy Ijazah terakhir
3. CV + Surat lamaran Kerja (Ditujukan ke HRD PT. Bintang Gemilang)
4. Berpenampilan Menarik dan energik
5. Bekerja dalam target
6. Mudah bergaul dan menyukai tantangan

Fasilitas:
- Gaji Pokok 1,5 Juta / bulan
- Uang Makan + Transport
- Bonus insentif
- Liburan ke luar Negeri

Berminat, Silahkan kirim lamaran anda via e-mail ke alamat:  anjargigihdewanto@gmail.com

Informasi lebih lanjut Hubungi 08978858995 (Anjar)
READ MORE - lowongan kerja

Read  Comments


jual mesin jahit



Anindito Widya Prayitno
Gunung Gempal RT 24/11 Giripeni, Wates, Kulon Progo, Yogyakarta 55651
Hp. 081227691500
E-mail : aninditow@yahoo.com
Harga @ rp1.200.000,00
READ MORE - jual mesin jahit

Read  Comments


jual sprei

Harga sprei bedcover bahan katun jepang
Ukuran (cm)
Sprei
Bed Cover
BC SET
100 x 200
 Rp   170,000
 Rp  260,000
 Rp   430,000
120 x 200
 Rp   190,000
 Rp   260,000
 Rp   450,000
160 x 200
 Rp   225,000
 Rp   345,000
 Rp   570,000
180 x 200
 Rp   245,000
 Rp   345,000
 Rp   590,000
200 x 200
 Rp   265,000
 Rp   345,000




 Rp   610,000
NB : Harga belum termasuk ongkos kirim
Keterangan :
  1. Sprei terbuat dari bahan katun Jepang (Bahan Import)
  2. Bahan dingin, lembut, tidak luntur dan tidak berbulu
  3. Terdapat karet di ke-4 sudutnya, dengan menggunakan karet yang berkwalitas baik
  4. Ukuran single yaitu 100 x 200 dan 120 x 200 terdiri dari 1 sarung bantal dan 1 sarung guling
  5. Ukuran double yaitu 160 x 200, 180 x 200 dan 200 x 200 terdiri dari 2 sarung bantal dan 2 sarung guling
  6. Tinggi sprei standard 25 cm, untuk penambahan tinggi sprei dikenakan biaya Rp. 20.000/5 cm
  7. Bentuk sarung bantal standard biasa dengan tali kur
  8. Untuk bantal frame (kuping) seperti gambar/foto dikenakan biaya Rp 20.000
  9. Penambahan sarung bantal dikenakan biaya Rp 60.000
  10. BC Set terdiri dari bedcover, sprei, sarung bantal dan sarung guling
  11. Penambahan karet keliling dikenakan biaya Rp 25.000/pcs
  12. Untuk sprei rumbai tinggi 50 cm dikenakan tambahan biaya Rp 160.000 untuk ukuran single atau Rp 200.000 untuk ukuran double
  13. Harga diatas tidak berlaku untuk yang motiv panel (Ada gambar besarnya)
  14. Untuk motiv panel dikenakan biaya tambahan untuk sprei Rp. 20.000, bedcover Rp. 30.000
READ MORE - jual sprei

Read  Comments


asuhan keperawatan pasien dm

DIABETES MELLITUS


A.    Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

B.     Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
  1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
  2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
  3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
  4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

C.    Etiologi
  1. Diabetes tipe I:
a.       Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b.      Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c.       Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
  1. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a.       Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b.      Obesitas
c.       Riwayat keluarga


















D.     Patofisiologi/Pathways
 
Defisiensi Insulin
 

                                                   glukagon↑                                penurunan pemakaian
glukosa oleh sel

                                 glukoneogenesis                                  hiperglikemia
 

       lemak                        protein                             glycosuria

   ketogenesis                     BUN↑                        Osmotic Diuresis
Kekurangan volume cairan
 
 

     ketonemia            Nitrogen urine ↑                   Dehidrasi

Mual muntah
 
         ↓ pH                                                                Hemokonsentrasi
 

Resti Ggn Nutrisi
Kurang dari kebutuhan
 
                    Asidosis                                                                Trombosis
§  Koma
§  Kematian
 
 

                                                                                                 Aterosklerosis
 

Mikrovaskuler
 
Makrovaskuler
 
   
 










E.     Tanda dan Gejala
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
1.     Katarak                                               
2.     Glaukoma
3.     Retinopati
4.     Gatal seluruh badan
5.     Pruritus Vulvae
6.     Infeksi bakteri kulit
7.     Infeksi jamur di kulit
8.     Dermatopati
9.     Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi

Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.
F.      Pemeriksaan Penunjang
  1. Glukosa darah sewaktu
  2. Kadar glukosa darah puasa
  3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

Bukan DM
Belum pasti DM
DM
Kadar glukosa darah sewaktu
-          Plasma vena
-          Darah kapiler
Kadar glukosa darah puasa
-          Plasma vena
-          Darah kapiler


< 100
<80


<110
<90


100-200
80-200


110-120
90-110


>200
>200


>126
>110
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1.      Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2.      Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3.      Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

G.    Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1.      Diet
2.      Latihan
3.      Pemantauan
4.      Terapi (jika diperlukan)
5.      Pendidikan

H.    Pengkajian
§  Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
§  Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
§  Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.

§  Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
§  Integritas Ego
Stress, ansietas
§  Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
§  Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
§  Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
§  Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
§  Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
§  Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

I.        Masalah Keperawatan
  1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
  2. Kekurangan volume cairan
  3. Gangguan integritas kulit
  4. Resiko terjadi injury

J.       Intervensi
  1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
      Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
§  Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
§  Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
§  Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
§  Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
§  Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
§  Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
§  Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
§  Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
§  Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
§  Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
§  Kolaborasi dengan ahli diet.

  1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.

Intervensi :
§  Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
§  Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
§  Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
§  Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
§  Pantau masukan dan pengeluaran
§  Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
§  Catat hal-hal  seperti mual, muntah dan distensi lambung.
§  Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur
§  Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)

  1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).
      Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan    penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
§  Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.
§  Kaji tanda vital
§  Kaji adanya nyeri
§  Lakukan perawatan luka
§  Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
§  Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.



  1. Resiko terjadi injury berhubungan dengan  penurunan fungsi penglihatan
Tujuan : pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury
Intervensi :
§  Hindarkan lantai yang licin.
§  Gunakan bed yang rendah.
§  Orientasikan klien dengan ruangan.
§  Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
§  Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi




DAFTAR PUSTAKA

Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.

Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Ikram, Ainal,  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002









READ MORE - asuhan keperawatan pasien dm

Read  Comments